Minggu, 12 Agustus 2012

RENUNGAN HARI INI


semua hamba yang merasa hidup dibumi ini akan menyusul nenek moyang kita, yakni mati, mati untuk menuju kehidupan yang kekal, setelah melewati beberapa tahap kehidupan perlu rasanya kita menyadari bahwa hidup ini adalah perjalanan pribadi kita dari tanah menuju tulang sulbi, dari tulang sulbi menuju rahim, dari rahim menuju dunia, dari dunia menuju kubur, dari kubur menuju padang mahsyar, dari mahsyar menuju negeri abadi, surga atau neraka.
berangkat dari perjalanan pribadi qita, sudahkah masing2 dari kita mempersiapkan bekal untuk menuju surga, atau pasrah menunggu neraka, karena dinegeri abadi kita hanya diberi dua pilihan, surga atau neraka, dan kita tidak bisa memilih kecuali ketika masih diperjalanan bumi bukan dialam kubur atau di padang mahsyar, hanya amal baik dan iklaslah yg akan membawa kita ke alam surga.
oleh karena itu kita harus pintar mencuri amal baik diantara perputaran waktu dan kesibukan kita, bahkan ketika matipun qita punya kesempatan untuk terus menambah amal baik kita, bismillahirrahmanirrahim 
 إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendo’akannya. (HR. Muslim dan Ahmad)
dalam hadist ini ada tiga hal yg bisa menambah amal baik kita sampai perjalanan alam kubur, yakni Amal jariyah Amal pertama yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah sedekah jariyah. Yaitu sedekah yang kemanfaatannya terus mengalir. Selama ia bermanfaat, selama itu pula pahalanya mengalir kepada orang yang bersedekah itu, walaupun ia telah meninggal.
Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan dari Anas r.a. disebutkan contoh sedekah jariyah ini; yakni membangun masjid, membuat saluran air, membuat sumur, menanam pohon, dan menulis/mencetak mushaf. Selama masjid yang dibangunnya itu ditempati shalat, ia mendapatkan pahala itu. Selama saluran air yang ia buat dimanfaatkan orang lain entah air minum ataupun irigasi, ia mendapatkan pahala itu. Selama sumur yang ia buat dimanfaatkan oleh orang lain, ia pun tetap mendapatkan pahala itu. Selama pohon yang ia tanam, buahnya dimakan orang lain bahkan binatang atau menjadi tempat berteduh dan penyimpan air, ia mendapatkan pahalanya. Selama mushaf yang ia cetak atau ia sedekahkan masih dibaca, ia juga mendapatkan pahalanya. Tentu, lima hal itu adalah contoh dan tidak membatasi sedekah jariyah pada itu saja. Membangun sekolah, lembaga pendidikan, rumah sakit, jalan, jembatan dan seterusnya selama manfaatnya masih terus dirasakan, orang yang bersedekah membangunnya terus mendapatkan pahalanya. Mengalir.
yang kedua amal yang tidak terputus meskipun mukmin itu telah meninggal adalah anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya. Anak di sini tidak terbatas anak keturunan pertama, tetapi juga anak dari anak dan seterusnya. Maka di sinilah pentingnya bagi orang tua untuk mendidik putra-putrinya menjadi anak-anak yang shalih sehingga mereka mendoakan orang tuanya tatkala orang tuanya telah meninggal. Demikian pula anak-anak itu nantinya mendidik putra-putrinya untuk menjadi shalih dan shalihah lalu mendoakan orang tua serta kakek dan neneknya.
Karenanya salah satu doa yang sangat penting untuk kita panjatkan adalah seperti doanya Nabi Ibrahim:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Ash Shafat : 100)
yang ketiga ilmu yg bermanfaat, seperti halnya guru mengajar muridnya,

.............................................................................................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar